Singgah hanya untuk luka hati


    Beberapa waktu lalu aku sedang dan kini aku sudah melewati fase dimana jatuh hati kembali pada cinta yang juga pernah aku rasakan, bahkan sosok ini menjadikan aku yakin akan dirinya kembali karena, aku adalah tipe orang yang tidak telalu percaya bahwa kembali pada hati yang pernah pergi dari aku akan menjadikan suatu hubungan yang tidak akan mengugurkan perasaan aku lagi.
    Sosok ini kembali dengan sikap yang lembut,baik, juga bisa mengambil hati keluargaku, dan sebaliknya keluarga dia seperti membukakan jalan untuk kami melangkah ke jenjang yang lebih serius. Singkat cerita dia memberi harapan besar kepada aku, dan tiba dimana harapan itu terasa nyata, karena ibuku merasa bahwa “anak gadisnya ini akan ada yang menjaga di sisa hidupnya” dan aku semakin yakin untuk menentukan pilihan hiduku. Salah satu yang bikin aku yakin selain tentang jenjang yang lebih serius adalah, dia menjalani hubugan ini di luar ekspektasiku yang dimana dia menjadi sangat dewasa dalam membimbingku dalam hubungan ini. Tapi entah kenapa seiring waktu berjalan ini semua berubah, btw aku adalah orang yang egois, selalu tidak mengalah dalam hal apapun itu, tapi sama dia aku sangat sangat menjadi seseorang yang berubah drastis, selalu mengalah jika ada masalah tetapi kenapa dia berubah sekali tidak sesuai dengan apa yang sering di lakukan di awal kita dekat kembali. Hingga akhrinya aku berserah diri kepada Tuhan “ya Allah jika memang dia yang terbaik untuk ku aku mohon lancarkan hubungan kami, tapi jika kami memang tidak bisa menjalin hubungan ini untuk menjadi suatu keluarga, pisahkan kami dengan cara yang terbaik dari-Mu” tapi malah semakin terasa perbedaan di antara kami, sampe akhirnya dari hubungan kami yang mulai renggang ini, aku mendapatkan kabar bahwa dia berubah dan menjadi lebih dekat kepada Tuhan kami, dan dampak kepada hubungan kami adalah dia inginnya hubungan kami menjadi yang lebih islami dalam agama kami yaitu “Taaruf” dan u know what dalam hal ini aneh, karena yang aku tau taaruf adalah menjalankan hubungan secara lebih dalam dan singkat untuk menuju ke pernikahan. Dan lebih sakitnya adalah dia bilang “iyaa kita taaruf tapi kalau urusan menikah nanti aja dulu kita pikirinnya” dan aku hanya bisa bilang kenapa dia jadi gitu, dan akhir akhir ini kita komunikasi saja harus selalu aku duluan, yang biasanya dia cariin aku, sekarang malah aku yang cariin dia, dan seolah olah dia tidak peduli sama sekali.
     Akhirnya setelah aku mendekatkan diri entah kenapa pikiranku terarah pada kata kata “jodoh adalah cerminan hidup” dan akupun merubah diri menjadi yang lebih baik dari diriku, salah satunya adalah memantapkan diri menggunakan “hijab” yang sebenarnya seorang perempuan memang wajib berhijab, tapi kesiapanku untuk itu ada pada saat dimana aku ingin menjadikan dia jodohku yang ternyata hanya anganku saja. Hingga masalah lain datang kembali, yang seperti di awal hubungan, dia adalah seseorang yang sangat dewasa, tapi ketika masalah ini datang entah kenapa dia menjadi sangat sensitive dan mudah marah, padahal ini hanya masalah “kesalah pahaman” ya bisa di bilang begitu karena memang kejadiannya tidak seperti yang dia bayangkan, hingga puncak masalahnya dia hanya mengakatan “sekarang aku serahin kekeluarga kamu” kenapa tiba tiba kayak gitu padahal jelas jelas yang dia denger adalah penjelasan dari orang lain, bukan dari aku, aku pun akhirnya cerita ke mamahku, mamahku pun berkata “sudah lah kita hanya bisa menerima apapun keputusan laki-laki karena kita hanya pihak perempuan yang pada dasarnya hanya bisa menunggu” aku tau betul ketika mamahku bilang seperti itu dia kecewa sekali anaknya di perlakukan begitu sama orang yang istilahnya seharusnya tidak dapat di perjuangkan, sampe akhirnya aku bilang ke dia bahwa “keluarga kami menyerahkan kembali ke keluargamu apapun keputusannya aku terima” dan jawabannya setalah beberapa hari tidak ada kabar hingga akhirnya aku mendapatkan satu pesan “aku dan keluargaku tidak akan meneruskan hubungan kita lagi” dan aku benar benar terpukul keluarga akupun kecewa sekali.
    Dari situ aku mulai berfikir bahwa “Allah seperti ini karena dia marah kenapa aku lebih memikirkan berhijab atau memperbaiki diri karena manusia bukan karena DIA yang menciptakan manusia” , singkat cerita hikmah dari hijab ini adalah diriku lebih terjaga dari godaan apapun, yang kalau dulu aku sama temen temen cowokku seperti tidak ada batasan satu sama lain, tapi setalah berhijab mereka semua berubah Alhamdullih sekali , dan dulu ucapanku tidak baiklah ya kayak semua kata kata kotor kadang keluar setiap bercanda atau ngomong tapi sekarang jadi lebih tertahan dan menjaga lisan, ya walaupun pasti ada yang ngatain bahwa “ah sosoan deh berhijab tapi lisan ga dijaga”, “berhijab cuman buat gaya gayan yah”. Tapi disisi lain keluarga lebih seneng dengan perubahan baruku, dan orang orang di sekitarku berbicara “wahh ternyata kalau sudah berhijab jadi lebih dewasa yaa, jiwa keibuannya tuh keluar loh, kayaknya udah siap untuk menjadi seorang istri nih” betapa senangnya akhirnya bisa diterima sebuah perubahan drastis dari seorang “AKU” yang tadinya sangat terbuka soal pakaian dan perkataan jelek. Dan laki-laki yang dekat denganku sekarang lebih baik dari sebelum sebelumnya, yang dulu kalau misalnya punya gebetan tuh lebih ke nakal gimana gitu hehe, tapi sekarang lebih sangat menjaga diri, dan banyak sekali perubahan kecil hingga besar yang terjadi dalam hidup ini.

       Hallo Riska, mungkin bagi sebagian orang mereka percaya bahwa ‘obat sakit hati ya hati lagi’tapi mendengar cerita ini saya berfikir, Tidak semuanya harus sembuh, kalaupun berbekas setidaknya tidak basah, sehingga hati baru tidak perlu tau bagaimana rasanya sakit itu. Hati baru untuk hati yang baru juga, bukan sebagai alat penyembuh dari hati yang sebelumnya. Mari berdamai dengan rasa sakit, masa lalu, dan kesalahan. Terimakasih luka lama, terimaksih sudah singgah dan mengajarkan seorang Riska dan kita semua banyak hal, terimakasih sudah menjadi salah satu proses pendewasaan hati. semoga yang belum mendapatkan hidayah dari Allah swt terasuk saya sendiri, agar kita menjadi seorang perempuan yang di harapkan menjadi sosok bidadari kelak untuk suami kita nanti. 

Komentar

Postingan Populer